Assalamu'alaikum . . Wr. Wb. . Selamat Datang Di Ma’had Al-Furqon Muhammadiyah Cibiuk-Garut_Mohon Maaf Apabila Terdapat Kesalahan Wassalam . .

TELAAH TERHADAP AHMADIYAH QADIYANI

Posted by Ayub Cibiuk 23.28, under | No comments

TELAAH TERHADAP AHMADIYAH QADIYANI

Ditulis pada oleh erwan
Studi di Mesjid Jemaat Ahmadiyah Desa Sindang Barang Jero Kecamatan  Gunung Batu Kabupaten Bogor
Oleh: Saeful Bahari
These working papers on Ahmadiyya were taken from written result discussion held by Jakarta Religion Research and Development Board (Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta) on December 22, 2005. Second paper is from written text of lecture delivered by Saiful Bahari on his point of view on Ahmadiyya Qadian. The next one is the view of editorial staff (Ahmadiyya Lahore Movement) on that result


Tulisan ini diambil dari tulisan saudara Saeful Bahri, S.Ag. yang disampaikan pada seminar tanggal 22 Desember 2005 di Jakarta. Latar belakang masalah dimulai dengan penyerangan kampus Al Mubarak milik Jemaat Ahamadiyah di Parung tanggal 9 Juli 2005 oleh sekelompok umat Islam yang menyatakan resah terhadap Ahmadiyah yang mempunyai faham yang sangat berbeda dengan kelompok Islam lainnya.
MUI pada tahun 1980 telah memutuskan melalui fatwa No. 05/Kep/Munas II/MUI/1980 bahwa aliran ini sesat dan berada di luar Islam. Fatwa ini diputuskan atas dasar temuan dari kajian MUI terhadap 9 buku tentang Ahmadiyah, namun sayang fihak MUI tak dapat menyebutkan buku-buku tersebut. Rabithah Alam Islami dalam sebuah konferensi organisasi-organisasi Islam di Mekah pada tanggal 14 s/d 18 Rabiul Awal 1394 H mengeluarkan fatwa yang serupa. Kondisi yang tidak ramah terhadap jemaat Ahmadiyah juga terjadi di Malaysia, Brunai Darussalam, yang nota bene negara berpenduduk mayoritas muslim, dan juga Saudi Arabia. Bahkan di negeri tempat dilahirkannya pergerakan ini sekalipun ia tidak mendapat perlakuan yang ramah. Itulah salah satu faktor penyebab hijrahnya markas pergerakan ini ke London, dan ini melahirkan kecurigaan bahwa pergerakan ini disokong oleh Barat. Menghadapi kondisi semacam ini, mereka hanya mengatakan ini sudah sunnatlah, nabi suci Muhammad Mustafa SAW mengalami hal semacam ini, sehingga beliau harus pindah dari kampung halamannya menuju Yastrib.
Hal ini yang membuat upaya penelusuran tentang ajaran Ahmadiyah yang dianggap kontroversi oleh sebagian umat Islam menjadi hal penting. Benarkah, saudara-saudara kita (orang Ahmadi) telah menjadi kafir karena keyakinannya?
Upaya penelusuran ajaran Ahmadiyah dalam konteks ini, yakni Ahmadiyah Qadiyani, maka perlu diidentifikasi beberapa masalah yang dianggap kontroversi umat. Yakni diantaranya, kenabian Mirza Ghulam Ahmad, kedudukan Tadzkirah bagi orang Ahmadiyah, dan sikap eksklusif orang Ahmadi terhadap saudara muslim lainnya. Untuk memperoleh data tentang ajaran Ahmadiyah, Alhamdulillah penulis memperoleh beberapa penjelasan dari pengurus Jemaat Ahmadiyah seputar yang dianggap kontroversi menyangkut Ahmadiyah.
Upaya ini dilakukan dalam rangka tabayyun (mencari kejelasan) menyangkut beberapa isu kontroversial di atas yang telah memosisikan Ahmadiyah keluar dari Islam menurut pandangan sebagian orang Islam. Informasi-informasi yang akan dipaparkan berikut ini, diharapkan dapat memberi pemahaman yang objektif tentang Ahmadiyah, sehingga kita dapat berpikir dengan arif setelah mengetahui alasan yang melatarbelakangi pemahaman mereka.
Latar Belakang Sejarah
Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam adalah organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang telah memiliki cabang di 178 negara dengan jumlah anggota tidak kurang dari 200 juta yang tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia, dan Eropa.  Jemaat ini didirikan pada tahun 1889 oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) di Qadian, suatu desa kecil di daerah Punjab, Pakistan. Nama pergerakan ini diambil dari salah satu nama nabi Muhammad SAW, yaitu Ahmad dan bukan dari nama pendirinya (Mirza Ghulam Ahmad). Hal ini mirip dengan Muhammadiyah. Dia mendakwahkan dirinya sebagai Pembaharu (Mujadid) dan orang Ahmadi menganggap dirinya sebagai Al Masih dan Al Mahdi yang dijanjikan kehadirannya di akhir zaman untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan Itulah sebabnya gelar Masih Mau’ud selalu melekat di depan nama Mirza Ghulam Ahmad. Gerakan ini lahir termotivasi keinginan pendirinya untuk meremajakan nilai-nilai moral Islam yang pada saat itu telah mengalami kemunduran, dan pola hidup umat Islam sudah hampa dari nilai-nilai spiritual. Dan keluar (non muslim) gerakan ini pun aktif menyangkal tuduhan-tuduhan negatif dari orang-orang non Muslim, itulah sebabnya jemaat ini aktif melakukan dialog antar agama di samping aktif menggarap proyek-proyek sosial seperti lembaga pendidikan, pelayanan kesehatan, penerbitan literatur Islam, dan pembangunan masjid.
Setelah wafatnya pendiri jemaat Ahmadiyah pada tahun 1908, maka Jemaat ini dipimpin oleh para khalifah al Masih. Hingga saat ini sudah ada 5 (lima) orang khalifah yang memimpin jemaat ini setelah wafatnya Mirza Ghulam Ahmad, yakni:
1.   Khalifatul Masih I, yaitu Hadhrat Maulana Al-Hajj Hakim Nuruddin r.a. (1908-1914)
2.   Khalifatul Masih II, yaitu Hadhrat Al Hajj Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. (1914-1965), dan ia adalah putera kedua Mirza Ghulam Ahmad.
3.   Khalifatul Masih III, yaitu Hadrat Mirza Nasir Ahmad r.a. (1965-1982)
4.   Khalifatul Masih IV, yaitu Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.a. (1982-2003), ia adalah cucu Mirza Ghulam Ahmad
5.   Khalifatul Masih V, yaitu Hadhrat Mirza Masroor Ahmad r.a. Ia memimpin jemaat ini dari tahun 2003 sampai sekarang.
Hingga saat ini Ahmadiyah aktif melakukan kegiatan sosial untuk membantu negara-negara miskin di Afrika dengan program Humanity First, dan juga kegiatan peterjemahan Al Qur’an ke dalam 50 bahasa dunia, dan dakwah melalui penerbitan literatur-literatur Islam. Dan untuk kepentingan dakwahnya Ahmadiyah juga sejak tahun 1994 telah memiliki stasiun televisi global Islam yang bernama Muslim Television Ahmadiyya (MTA) yang dipancarkan ke seluruh dunia selama 24 jam non stop.
Kontroversi Ahmadiyah
1     Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi
Pemahaman dan keyakinan mereka terhadap kenabian Mirza Ghulam Ahmad dilatarbelakangi oleh cara mereka memahami makna khataman nabiyyin. Menurut mereka, arti kalimat tersebut bukanlah berarti Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, sebagaimana diyakini oleh sebagian besar umat Islam, melainkan mengandung pengertian bahwa Muhammad nabi yang paling mulia, artinya segala sifat kemuliaan dan kesempurnaan para nabi terhimpun pada pribadi Muhammad SAW. Dia adalah sebagai stempel para nabi dan dia sebagai perhiasan para nabi, dan tidak akan ada pernah nabi yang akan dapat menandingi keagungan dan kemuliaan nabi Muhammad SAW. Dalam menafsirkan hadits-hadits yang mengatakan ana akhirul anbiya dan la nabiyya ba’di mereka berhujjah bahwa nabi itu ada dua, yakni nabi pembawa syariat dan nabi yang tidak membawa syariat. Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang membawa syariat, dan pintu kenabian masih tetap terbuka setelah itu namun nabi tersebut tidak membawa syariat. Di sinilah letak posisi Mirza Ghulam Ahmad, yakni nabi tanpa membawa syariat. Mereka pun mengutip pendapat beberapa ulam di antaranya:
a.    Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi yang menjelaskan dalam Kitabnya Futuhatul Makkiyah, h.3. “Inilah arti sabda Rasullah SAW ‘Sesungguhnya risalah dan nubuwat sudah terputus, maka tidak ada lagi nabi sesudahku yang bertentangan dengan syariatku. Apabila ia datang, ia akan dibawah syariatku‘”.
b.   Ali Al-Qari seorang imam besar dari madzhab Imam Abi Hanifah menjelaskan dalam kitabnya Maudhu’at kabiir, h. 69 “Jika Ibrahim (putra Muhammad SAW) hidup, dia bisa menjadi nabi (hadits). Artinya, jika nabi sesudah itu tidak akan hadir lagi, baik nabi syari’ati maupun nabi ummati, untuk apa Rasullah mengeluarkan hadits itu
c.    Imam Abdul Wahab Asy-Syarani dalam kitabnya Al Yawaaqit wal Jawaahir h. 42, menjelaskan “Dan sabda Nabi SAW: ‘tidak ada nabi dan rasul sesudah aku, adalah maksudnya tidak ada lagi nabi sesudahku yang membawa syariat”.
Di samping argumen-argumen tersebut, keyakinan  mereka terhadap kenabian  Mirza Ghulam Ahmad juga didasari atas beberapa nubuwwatan (tanda  kenabian) seperti menerima wahyu (ilham), diperlihatkannya perkara gaib, dan Allah SWT berbicara dengan dia, hal-hal seperti  itulah yang melatar-belakangi keyakinan mereka terhadap kenabian Mirza Ghulam Ahmad. Sedangkan dari beberapa literature yang ditulis Mirza Ghulam Ahmad sendiri, penulis tidak menemukan pengakuan Mirza Ghulam Ahmad secara pribadi sebagai nabi. Bahkan secara jelas dia membantah hal itu, ketika dia dinyatakan kafir, murtad oleh beberapa ulama muslim lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari surat Mirza Ghulam Ahmad yang ditujukan kepada Mian Nazir Husain (seorang ulama Delhi) sebagai berikut:
“Tuhan maha mengetahui bahwa aku seorang muslim. Aku beriman kepada segala akidah yang dianut oleh golongan Ahli Sunnah wal Jama’ah. Aku berpegang teguh kepada kalimah Tayyibah ‘Laa ilaaha Illallah Muhammadur rasulullah’, aku pun mendirikan salat ke arah kiblat. Aku bukan orang yang mendakwahkan kenabian, bahkan aku beranggapan pendakwa semacam itu keluar dari Islam”.
Yang ada sebenarnya adalah pengakuan dirinya sebagai Al Masih yang dijanjikan kehadirannya di akhir zaman. Pengakuannya ini berdasarkan:
a.    Pemberitahuan dari Allah kepada dirinya yang dia paparkan dalam Al-Khubah Al-Ilhammiyah, sebagai berikut: “Dan sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada saya sesungguhnya Isa ibnu Maryam telah wafat. Dan sesungguhnya orang yang turun dari langit itu, maka inilah orangnya, yang berdiri di hadapan kamu sekalian, sebagaimana apa yang telah diwahyukan kepada saya dari Hadirat yang Maha Agung”. Salah satu misi Mirza Ghulam Ahmad adalah untuk meluruskan paham sebagian umat Islam mengenai akan turunnya Isa Al Masih yang kedua di akhir zaman, yang menurut mereka ini adalah keliru. Persoalan ini bertolak dari pemahaman terhadap ayat 158 dan 159 surat An Nisa yang artinya,
Mereka (kaum Yahudi) itu tak dapat membunuh dia, dan tak dapat mensalib dia, tetapi disamarkan atas mereka, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang itu adalah di dalam keraguan tentang yang di bunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang orang yang dibunuh itu melainkan mereka hanya mengikuti prasangka belaka dan mereka juga tidak yakin yang dibunuh itu Isa. Tetapi yang sebenarnya Allah telah mengangkat Isa kepada Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Quran Majid, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1987, h. 400-4005)
Pemahaman orang-orang Ahmadiyah menyangkut orang yang disalib itu adalah memang Isa Al Masih yang sebenarnya, dan bukan orang lain yang wajahnya mirip dengan- nabi Isa (Yudas Eskariot) seperti yang dipahami oleh sebagian orang Islam. Kata Syubbiha lahu mengandung pengertian kondisi kritis (pingsan) nya nabi Isa di atas tiang salib, dan ini membuat orang-orang Yahudi yang bermaksud membunuh Isa beranggapan bahwa Isa sudah mati padahal sebenarnya tidak demikian.
Ayat selanjutnya menyatakan bahwa Allah telah mengangkat Isa, pengertiannya adalah Allah mengangkat derajat nabi Isa menjadi mulia, dan ini merupakan jawaban Allah atas motivasi orang Yahudi yang mana mereka meyakini bahwa orang yang mati di atas tiang salib akan menjadi hina dan tidak akan diterima oleh Tuhan.
Berita tentang kehadiran Al Masih di akhir zaman hendaknya ditafsirkan secara ma’nawy bukan lafdzi. Al Masih adalah sosok atau figur yang akan lahir di tengah suasana kehidupan yang jauh dari norma-norma kebenaran, dan ia dengan gigih akan menegakkan kembali kebenaran tersebut. Kondisi kehidupan pra kedatangan seorang rasul atau nabi selalu dalam suasana kekacauan, dalam situasi seperti ini selalu ada orang yang mengharapkan datangnya juru selamat, namun setelah datang orang tersebut tidak sedikit orang yang mengingkarinya. Seperti pada 14 abad setelah wafatnya nabi Musa a.s. orang-orang Yahudi sedang menantikan kehadiran Al Masih yang diharapkan dapat menghidupkan kembali syariat Israili. Namun ketika Isa ibnu Maryam datang dan di tunjang dengan beberapa nubuwatan, mereka pun menolaknya dan berusaha untuk membunuhnya. Dan hal itu serupa pun terjadi menjelang kelahiran Muham mad SAW.
Di samping Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Al Masih yang dijanjikan (Masih Mau’ud), maka dia juga mengakui dirinya sebagai Imam Mahdi, karena nabi Isa dan Imam Mahdi adalah dua nama untuk satu pribadi. Keyakinan ini didasari hadith nabi yang berasal dari Anas ibnu Malik, bahwasanya bersabda “Tiada seorangpun (sebagai) al-Mahdi kecuali Isa ibnu Maryam” (HR. Baihaqi dan Al Hakim)
2.    Kitab Suci Tadzkirah
Kitab suci orang Ahmadiyah adalah Al-Quran sama dengan orang Islam yang lainnya. Yang ada sebenarnya terjemah tafsir Al-Qur’an versi mereka. Jumlah juz dan surat sama yakni 30 juz dan 114 surat, perbedaannya hanya dalam jumlah ayat karena Basmalah oleh mereka dihitung ayat dengan alasan setiap perkara yang baik hendaklah diawali Basmalah (hadits). Di samping itu mereka tidak mengenal nasikh masukh (proses pencabutan hukum). Adapun Tadzkirah adalah sebuah buku yang isinya terdiri dari kumpulan ilham/wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf, dan rukya-rukya (mimpi-mimpi yang benar) yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada Mirza Ghulam Ahmad. Istilah Tadzkirah sebagai kitab suci orang Ahmadiyah baru muncul tahun 1992, ketika M. Amin Djamaluddin menulis buku Ahmadiyah  dan Pembajakan Al-Quran. Jadi yang mengatakan Tadzkirah sebagai kitab suci orang Ahmadiyah adalah M. Amin Djamalludin, dan bukan orang Ahmadiyah (wawancara dengan jemaat). Terbitnya buku Tadzkirah dilatarbelakangi oleh instruksi Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. (khalifah II) pada tahun 1935 kepada biro penerangan dan penerbitan Jemaat Ahmadiyah (Nazarat Ta’lif wa Tasshnif) untuk mengumpulkan wahyu-wahyu, kasyaf-kasyaf, serta rukya (mimpi) yang diterima Mirza Ghulam Ahmad yang terdapat dalam berbagai terbitan Ahmadiyah. Untuk kepentingan itu, dibentuklah sebuah panitia yang terdiri dari Maulana Muhammad Ismail, Syekh Abdul Qadir, dan Maulvi Abdul Rasyid. Buku itu kemudian diberi nama Tadzkirah, yang berarti kenangan atau peringatan.
Wahyu atau ilham yang tertuang dalam Tadzkirah ada yang sifatnya mengulang apa yang telah tercatat dalam Al-Quran. Ini terjadi bukan atas kehendak Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, tetapi kehendak Allah SWT sebagai pemberi wahyu. Dalam Al-Qur’an pun ada beberapa kisah umat terdahulu yang terdapat dalam Taurat dan Injil, hanya saja kelemahan Tadzkirah itu mengutip teks Al-Quran secara langsung dan tidak pada konteksnya. Tadzkirah itu mengutip teks Al-Quran secara langsung dan bukan pada konteks nya, dan ini beda dengan Al-Quran ketika mengutip kisah umat terdahulu, maka yang diambil dari kitab terdahulu hanya konteksnya.
Tadzkirah sebagai kumpulan wahyu, dapat saja turun kepada para nabi, para wali, atau orang-orang yang mempunyai kedekatan secara emosional dengan Tuhannya sebagaimana dinyatakan Allah dalam surat Haa Mim As Sajadah ayat 31 yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa mengucap tuhan kami adalah Allah dan mereka istiqamah akan turun kepada mereka para malaikat seraya berkata janganlah kamu takut dan jangan bersedih serta sampaikanlah kepada mereka kabar gembira bahwa syurga diperuntukkan bagi mereka sesuai dengan yang telah dijanjikan kepada mereka.
Dari ayat tersebut, jelas bahwa wahyu dapat diterima oleh siapa saja, dengan syarat orang tersebut memiliki derajat keruhanian yang memadai, seperti Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang mempunyai kedekatan dengan Allah SWT.  Di dalam Quran disebutkan beberapa orang yang pernah menerima wahyu, seperti Zulqarnain, ibunda nabi Musa a.s., dan Siti Maryam. Wahyu yang mereka terima bukanlah wahyu syariat, dan wahyu semacam ini senantiasa akan ada, seperti dinyatakan dalam surat Al A’raf ayat 36. Artinya:
Wahai anak Adam, kapan saja datang padamu rasul-rasul dari antara kalian sendiri yang membacakan dan menerangkan padamu ayat-ayat-Ku, maka barang siapa di antara kalian yang bertakwa dan beramal saleh, mereka tidak akan takut dan sedih.
Di dalam ayat itu terdapat kata kerja “ya’tiyanna” bentuknya fi’il mudhari’ yang berfungsi menyatakan perbuatan tersebut masih berlangsung. Jadi proses turunnya wahyu masih berlangsung sampai sekarang, termasuk wahyu yang diterima oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, hanya saja wahyu yang diterima oleh beliau tidak mengundang muatan syariat, karena hal itu telah berakhir dengan diutusnya nabi Muhammad SAW.
3.    Sikap Eksklusif Orang Ahmadi
Orang Ahmadi mempunyai masjid sendiri, dan pendiri jemaat ini memang menganjurkan untuk salat di masjid milik jemaat Ahmadiyah. Anjuran pendiri jemaat ini menyangkut hal ini disikapi oleh pengikutnya sebagai doktrin, sikap ini nampak usaha mereka selalu melaksanakan salat di masjid jemaat Ahmadiyah. Jika mereka tidak mendapatkan masjid tersebut, mereka boleh salat di masjid umum tetapi mufarraqah (tidak bermakmum kepada orang yang bukan Ahmadi). Alasannya, loyalitas makmum terhadap imam sangat penting dalam salat berjamaah bukan masalah teologi.
Masalah pernikahan dengan orang non Ahmadi juga tidak ada larangan, namun masalahnya adalah faktor sekupu dalam pernikahan sangat penting karena hal ini akibatnya keharmonisan dalam suatu rumah tangga. Dalam organisasi Ahmadiyah setiap anggota ada keharusan menyerahkan infak sebesar 16 % untuk kepentingan organisasi dari pendapatannya setiap bulan. Jika suami dan istri salah satunya bukan orang Ahmadi, jelas ini akan menjadi problem, dan tidak sedikit anggota jemaat Ahmadi yang mengalami problem sehingga akhirnya mundur teratur (keluar) dari jemaat Ahmadiyah. Hal semacam ini yang menyebabkan adanya himbauan agar orang Ahmadi menikah sesama Ahmadi yang semata-mata demi kepentingan organisasi dan bukan alasan teologis.
Rekomendasi
1.   Budaya tabayyun (cross chek) hendaklah dijadikan tradisi oleh kita di dalam menyikapi perbedaan, terutama bagi pihak yang memiliki otoritas dalam mengeluarkan fatwa atau keputusan. Karena fatwa tersebut dapat menjadi alat legalitas bagi sekelompok orang untuk menghabisi kelompok yang dianggap sesat dalam fatwa tersebut. Kasus dipancungnya syekh Siti Jenar, telah memperlihatkan kepada kita bagaimana kekuatan fatwa yang sangat luar biasa.
2.   Kesan tertutup rekan-rekan Ahmadi masih nampak, jika sikap ini tidak diubah maka kecurigaan akan senantiasa ada. Untuk itu hendaklah rekan-rekan Ahmadi bisa lebih terbuka, baik menyangkut pelaksanaan ibadah dan sosialisasi tentang Ahmadiyah melalui tulisan. Selama ini hanya dilakukan di lingkungan internal organisasi saja.
Tanggapan Redaksi Studi Islam
Walaupun Ahmadiyah Lahore berbeda dengan Ahmadiyah Qadiyan, tetapi kami tidak pernah mengatakan mereka keluar dari Islam.  Sesuai dengan hadith Nabi, maka kita tak boleh mengatakan kafir kepada orang yang mengucapkan kalimah. Dan kita ketahui, golongan Ahmadiyah Qadiyan sama kalimahnya dengan umat Islam lainnya.
Sebagaimana dikatakan Maulana Muhammad Ali mereka dalam daerah abu-abu, karena mereka mengkafirkan orang yang tak berkeyakinan Hazrat Mirza Ghulam sebagai “Nabi tak Pembawa Syariat”. Pimpinan mereka , Hazrat Mirza Basyarudin Mahmud Ahmad, ternyata tidak konsisten pada saat ditanyakan oleh panitia Muneer, yakni panitia yang dibentuk setelah terjadi kerusuhan di Pakistan tahun 1952-53. Apa yang diucapkan sebelum Perang Dunia II ternyata telah diralat di depan panitia Muneer. Jauh sebelum itu, Maulana Muhammad Ali meramalkan hanya ada dua kemungkin pihak Qadiyani, yakni merubah keyakinannya atau menjadi agama baru.
Karena kepercayaan tanpa dasar dan pengkafiran ini tidak mempunyai landasan yang kuat, maka ketika ujian kekuatan atau konflik dengan kemarahan serta hujatan publik harus dihadapi, maka kepercayaan semacam itu melunak ke samping, setidak-tidaknya untuk sementara waktu. Misalnya, sesudah kerusuhan Anti-Ahmadiyah pada tahun 1952-53 di Pakistan Barat, satu Komisi Angket di bawah Justice Muhammad Muneer ditunjuk Pemerintah guna menyelidiki akar persoalan yang sama. Di hadapan Komisi ini, Mirza Mahmud Ahmad ditanyai berbagai topik dan doktrin keagamaan; dan jawabannya atas masalah khusus dari nama ‘Ahmad’ diberikan di bawah ini:
Kepercayaan Komunitas Qadian sebelum penyelidikan oleh Komisi Angket:
Statemen Mirza Mahmud Ahmad, Kepala golongan Qadian di hadapan Komisi Angket:
“Maka dalam ayat ini (”…. Memberi kabar baik tentang seorang Utusan yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad.” ), refe rensi diadakan dengan cara untuk Nabi Suci Muhammad, namun penerima yang sebenarnya adalah Almasih Yang Dijanjikan (Mirza Ghulam Ahmad). Maka dalam ayat ini nabi Ahmad tentang siapa nubuatan ini diadakan, tidak bisa untuk Nabi Suci Muhammad” (Mirza Mahmud Ahmad, Anwar al-Khilafat, hal. 23, 37).
“Dalam pandangan kami ayat khusus ini jelas dan sesungguhnya merujuk kepada Nabi Suci Muhammad; sedangkan dalam arti kehormatan atau kiasan ini bisa diterapkan kepada Mirza Ghulam Ahmad Sahib” (Pernyataan Imam Sahib Ahmadiyya Community Rabwah di hadapan Komisi Angket).
Kaum Muslim di luar negeri supaya berjaga-jaga dan ingat bahwa ketika misionaris Komunitas Ahmadiyah Qadiyani mengajarkan tentang ‘Ahmad - sang Nabi’ maka mereka secara menyesatkan dan keliru menisbahkan kualifikasi tersebut kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Almasih Yang Dijanjikan, yang tidak pernah mengklaim yang semacam itu.
Segera setelah Mirza Mahmud Ahmad menjadi Kalifah di Qadian, para Maulvi di sekitarnya (yang bertindak sebagai penulis dan agen publisitasnya) mulai berkata dan menulis bahwa Mirza Mahmud Ahmad adalah orang yang dalam nubuatan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad diramalkan sebagai ‘Muslih Mau’ud’ telah tergenapi pada dirinya. Mirza Mahmud Ahmad pun sendiri mulai berfikir memang dirinya yang dimaksud, karena dalam tahun-tahun awal kekalifahannya, pengikutnya cukup meningkat dan harta-kekayaan mulai tercurah masuk. Perasaan berkuasa, kekayaan dan kejayaan membuatnya bermimpi menjadi seorang penakluk dunia. Tetapi karena dia tidak menganggap dirinya ditunjuk Allah sebagai seorang ‘Muslih Mau’ud’, maka orang-orang lain juga tidak terikat untuk menerima yang demikian itu. Dengan diberi beberapa kebebasan oleh Tuhan, dia semakin berani dan kurang ajar; dan akhirnya pada tanggal 28 Januari 1944 M. dia menerbitkan proklamasi berikut:
“Saya bersumpah demi Allah Yang Esa dan Maha-kuasa, serta menganggap yang membuat sumpah palsu atas nama-Nya adalah tindakan orang yang terkutuk, dan seorang yang menisbahkan suatu perkara palsu atas-Nya tidak akan lolos dari kutukan dan azab-Nya; bahwa Tuhan Sendiri telah memberi tahu saya di kota Lahore ini, pada Temple Road No. 13, di rumah Advokat Sheikh Bashir Ahmad, bahwa saya adalah seorang yang dinubuatkan sebagai ‘Muslih Mau’ud’ telah digenapi; dan sayalah ‘Reformer yang Dijanjikan’ melalui usahanya Islam akan tersiar di ke empat penjuru dunia; dan ibadah kepada Allah Yang Esa dan Satu-satu-Nya akan ditegakkan” (Al-Fazal, 1 Februari 1944).
Seperti telah diterangkan sebelumnya, ‘Muslih Mau’ud’ ini akan ‘ditunjuk dan diangkat’ oleh Allah; dan akan menjadi Mujadid pada zamannya. Karena dia nekat menisbahkan dakwahnya ini kepada Sumber Ilahi, maka kini tak terelakkan lagi  bahwa Allah Yang Maha-kuasa harus meminta tanggung-jawabnya dan laknat-Nya turun menimpa Mirza Mahmud Ahmad. Firman Allah dalam Qur’an Suci:                      
“Dan sekiranya ia membuat-buat sesuatu cerita melawan Kami. Niscaya ia akan Kami tangkap dengan tangan kanan. Lalu Kami potong urat jantungnya. Dan tak seorang pun di antara kamu dapat  menahan Kami dari dia” (69:44-47).
Kebenaran Firman Allah pun terjadi pada masa-masa akhir hidup Mirza Mahmud Ahmad. Semoga ini menjadi peringatan kita.
nb: Bila Rudi Harisyah Alam mendapatkan tugas untuk meneliti tentang Ahmadiyah Lahore, maka Saeful Bahri yang juga perwakilan dari Balai Litbang Departemen Agama mendapatkan tugas untuk meneliti Ahmadiyah Qadiyan










14 Responses to “TELAAH TERHADAP AHMADIYAH QADIYANI”

  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Oktober 26th, 2007 pada 12:00 am Dikatakan:
Bila ingin mengetahui dengan sungguh-sungguh jelas dan benar apa dan siapa Ahmadiyah lahore dan Qadian itu dalam konteks keseluruhan Risalah Allah / Tuhan sejak Adam sampai kiamat, bacalah buku panduan:
“BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
berikut 4 buah lampirannya:
“SKEMA TUNGGAL ILMU LADUNI TEMPAT ACUAN AYAT KITAB SUCI TENTANG KESATUAN AGAMA (GLOBALISASI)”
hasil karya penelitian oleh:
“SOEGANA GANDAKOESOEMA”
terhadap isi kitab-kitab suci agama-agama selama 25 tahun dan mendapat sambutan dari:
“DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA” DirJen Bimas Buddha, umat Kristiani dan tokoh islam Pakistan.
Pernerbit: GOD-A CENTRE
Wasalam, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Oktober 26th, 2007 pada 3:31 am Dikatakan:
Kesatuan para pengikut agama hanya berada dibawah panji Islam dan dibawah bendera Nabi Suci Muhammad sang Khataman Nabiyyin. Karena para nabi terdahulu telah menubuatkan kedatangannya, dan menyuruh para pengikutnya untuk membenarkan dan menerima kedatangan Nabi Akhir Zaman. Allah berfirman:
Dan tatkala Allah membuat perjanjian melalui para Nabi: Sesungguhnya apa yang Kami berikan kepada kamu berupa Kitab dan Kebijaksanaan — lalu Utusan datang kepada kamu, membenarkan apa yang ada pada kamu, seharusnya kamu beriman kepadanya dan membantu dia. Ia berfirman: Apakah kamu membenarkan dan menerima perjanjian-Ku dalam (perkara) ini? Mereka berkata: Kami membenarkan. Ia berfirman: Maka saksikanlah dan Aku pun golongan yang menyaksikan bersama kamu (Qs 3:81)
Usaha yang kini sedang dirintis oleh Gerakan Ahmadiyah Lahore adalah berusaha membuktikan bahwa dalam kitab-kitab suci agama-agama terdahulu telah meramalkan kedatangan Nabi Suci Muhammad saw ini. Buku yang berjudul Muhammad In World Scriptures (3 jilid) kini tengah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Buku ini membahas tentang ramalan kedatangan Nabi Suci Muhammad saw dalam kitab-kitab suci Dunia
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Oktober 26th, 2007 pada 11:48 am Dikatakan:
Yang paling gampang mengatakan Ahmadiyah adalah benar menurut kitab suci Muhammad saw. adalah:
1. Musa adalah disifat Taurat sesuai Al Maidah (5) ayat 44, sedang Isa adalah disifati Injil sesuai Al Maidah (5) ayat 46 atau sesuai Al Baqarah (2) ayat 87.
dan sesuai Ar R’ad (13) ayat 38 atau Ali Imran (3) ayat 48: KItab-Hikmah = Taurat dan Injil = Musa dan Isa
2. Muhammad saw. dan yang bersama dengan dia pasangan nabi sesuai Ar Ra’d (13) ayat 38, disifati Taurat dan Injil sesuai Al Fath (48) ayat 29 = Kitab-Hikmah = Taurat-Injil sesuai Ali Imran (3) ayat 48.
Sedang Ahmad adalah sifat injilnya menurut Ash Shaff (61) ayat 6,7,8,14.
3. Peristiwa ini adalah sifat Kabil membunuh sifat Habil atau sifat Taurat membunuh sifat Injil atau sifat Kitab membunuh sifat Hikmah dan terjadi pada Adam-Nuh, Ibrahum-Luth, jadi sifat Kabil mempunyai 2 dosa menurut Al Maidah (5) ayat 27-32. dan sunnatullah dalam tiap-tiap kejadian agama-agama wajib terjadi sesuai Al Fath (48) ayat 23.
4. Hadits mengatakan umat Muhammad akan sama dengan sifat Yahudi dan Nasrani, bial mereka terperosok kedalam lobang kadal, maka umatku akan berbuat yang sama Kabil membunuh Habil.
Gampang to.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Oktober 27th, 2007 pada 9:36 am Dikatakan:
Kedatangan Nabi Musa tidak di iringi dengan kesempurnaan agama. Sifat rububiyah Ilahi mengharuskan segala sesuatu itu (yang diawali dari titik/keadaan yang paling rendah) harus mencapai titik kesempurnaan. Begitu pula dengan kenabian. Titik kesempurnaan agama berada pada kedatangan Nabi Suci Muhammad saw dengan kitab suci Al-Qur’annya, karena kesempurnaan itulah maka (setelah nabi suci) kini umat manusia tidak membutuhkan kedatangan seorang nabi, baik nabi baru maupun nabi lama. Boleh saja Bpk berpendapat bahwa Nabi Isa as merupakan pasangan/kelengkapan dari ajaran Nabi Musa as (Taurat dan Injil). Boleh juga bpk mengutak-atik ayat 13:38 hingga bermakna bahwa para nabi itu berpasang-pasangan (meskipun saya tidak sependapat). Namun hendaklah diingat bahwa Nabi Suci Muhammad tidak membutuhkan pasangan. Dalam hal ini bisa kita bandingkan ketika Nabi Musa as dan Nabi Suci Muhammad saw ketika mendapatkan risalah pertama kenabiannya (Bi’tsah Nabi), Nabi Musa as bermohon untuk diberikan seorang yang membantu dia (istilah bapak adalah pasangan)
Ia (Musa) berkata: Tuhanku, sesungguhnya aku takut kalau-kalau mereka mendustakan aku. Dan dadaku sempit, dan bahasaku tak lancar, maka utus pulalah Harun. (Qs 26:12-13)
Namun dalam hal ini Nabi Suci tidak memohon kepada Allah untuk diberikan seorang yang membantu dia (istilah bapak adalah pasangan)
Lagi pula surat 13:38 seandainya (sekali lagi seandainya) diartikan bahwa para Nabi itu berpasangan maka tentunya hal ini tidak berlaku kepada Nabi suci karena pada ayat itu tertulis min Qablika yakni para utusan sebelum engkau
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Oktober 30th, 2007 pada 3:32 pm Dikatakan:
I. Semua para nabi / rasul menyampaikan persepsi tunggal Agama Allah sesuai An Nashr (110) ayat 1,2,3 disebut Risalah Allah / Tuhan sejak Adam sampai kiamat sesuai Al Maidah (5) ayat 67, Al An Aam (6) ayat 124,125, Al A’raaf (7) ayat 62,68,79,93,144, Al Ahzaab (33) ayat 38,39,40), Al Jinn (23,26,27,28); BACA DAHULU ARGUMEN BUKU “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
II. Ali Imran (3) ayat 19,81,82,83,85, Al Maidah (5) ayat 3, Al Hajj (22) ayat 78, Al Bqarah (2) ayat 208: Apakah perbedaan AGAMA DISISI ALLAH ADALAH ISLAM DAN AGAMA ALLAH; BACA DAHULU ARGUMEN BUKU “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
III. Apakah anda hari ini sebagai umat Nabi Suci telah mengikuti perjanjian sebagaimana semua nabi/rasul termasuk nabi Muhammad saw. berjanji kepada Allah sesuai Ali Imran (3) ayat 81,82,83,85; BACA DAHULU ARGUMEN BUKU “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA.
IV. Sedang umat beragama semuannya sejak Adam sampai kiamat menyampaikan dan mempertahankan Risalah Nabi / Rasul masing-masing yang mengakibatkan ARBABAN DAN ASNAM, sesuai Ali Imran (3) ayat 80, Alli Imran (3) ayat 31 dan mengakibatkan pecah-belahnya umat beragama tanpa persepsi tunggal agama merasa benar sendiri-sendiri sesuai Ar Ruum (30) ayat 32. Sedang Arbaban/Asnam mengakibatkan musrik sesuai At Taubah (9) ayat 5,28,36, Al Hajj (22) ayat 31 dan tiada ampunnya sesuai An Nisaa (4) ayat 48,116; BACA DAHULU ARGUMEN BUKU “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA” DENGAN ARGUMENTASI KEBENARANNYA BERGUDANG-GUDANG SEPERTI GUDANGNYA KITAB SUCI MUHAMMAD SAW. YANG ISINYA DISEBUT AL QURAN sesuai Al Waqiah (56) ayat 77-79 dan Al Baqarah (2) ayat 2.
V. Kami berkeyakinan penuh bahwa umat-umat beragama, berkeyakinan yang sekarang ada akan bertemu dipersepsi tunggal agama memenuhi Al Baqarah (2) ayat 148, An Nashr (110) ayat 1,2,3; BACA DAHULU ARGUMEN BUKU “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
VI. BARU ANDA DAPAT MEMBANTAH MENOLAK DENGAN ARGUMEN YANG ANDA MILIKI SETEBAL BUKU YANG KAMI SUGUHKAN PULA DAN INI NAMANYA ADALAH FAIR SEBAGAI UMAT ISLAM YANG JUJUR.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Oktober 30th, 2007 pada 8:33 pm Dikatakan:
Persepsi tunggal agama hanya akan ada dalam agama Islam dibawah naungan bendera Khataman Nabiyyin, sebab para Nabi telah menubuatkan kedatanganya (Qs 3:81), Konsekwensinya adalah Nabi Suci mewajibkan umatnya untuk beriman kepada seluruh Nabi terdahulu beserta kitab sucinya (Qs 2:4; 285). Pemeluk Yahudi yang masuk Islam mereka tidak akan kehilangan Nabi Musa beserta kitab Tauratnya, Pemeluk Nasrani yang masuk Islam, mereka tidak akan kehilangan Yesus beserta Injilnya begitupula untuk pemeluk Hindu, Buddha, Majuzi dsb mereka tidak akan kehilangan tokoh pendiri agama mereka beserta kitab Sucinya. Malah mereka dengan Qur’an Suci justru akan mendapatkan ajaran tokoh pendiri agama mereka yang masih murni begitupula dengan kitab sucinya. Dan kelak ramalan Quran Suci bahwa manusia itu ummatan wahidatan (Umat tunggal) akan terjadi dibawah bendera Nabi Suci Muhammad Sang Nabi Terakhir
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Oktober 31st, 2007 pada 7:30 am Dikatakan:
1. Anda belum menjelaskan dengan gamblang, jelas dan tegas dan tidak berputar-putar apa perbedaan agama disisi Allah adalah Islam dan Agama Allah sesuai Ali Imran (3) ayat 19,81,82,83,85, Al Maidah (5) ayat 3, Al Hajj (22) ayat 78, Al Baqarah (2) ayat 208, An nashr (110) ayat 1,2,3, An Nuur (24) ayat 2.
2. Apakah yang dimaksud mati didalam Islam (berserah diri) sesuai Al Baqarah (2) ayat 132, Ali Imran (3) ayat 102, Yusuf (12) ayat 101, Al A’raaf (7) ayat 126, dan perngetian mati kafir (ingkar) sesuai Muhammad (47) ayat 34, At Taubah (9) ayat 125; terangkan dengan gamblang, jelas dan tegas jangan berputar-putar.
Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Nopember 1st, 2007 pada 6:24 am Dikatakan:
1. Agama bahasa Arabnya adalah Din. Din dalam bahasa arabnya bisa berarti pembalasan dan agama kata dana, artinya membalas, mengadili, mematuhi (Kamus Arab-Inggris Lane-Lexicon). Dinillah (3:83) berarti undang-undang ketentuan Allah. Bandingkanlah dengan 13:15; 22:18, dan sebagainya, yang menerangkan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada Allah. Islam adalah berarti tunduk kepada ketentuan Allah (berserah diri sepenuhnya kepada Allah). Jadinya agama disisi Allah itu adalah Agama Islam. Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah ialah Islam (Qs 3:19).
2. Mati dalam keadaan Islam adalah mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah Ta’ala, dengan kata lain dia sudah berhasil mengalahkan nafsu rendahnya dan mengendalikannya dijalan Allah. Mati dalam keadaan kafir adalah mati dalam keadaan ingkar kepada ketentuan Allah. Rujukan yang bapak kasih 47:34 dan 9:125 bila dikaitkan dengan ayat-ayat sebelumnya menjelaskan bahwa arti kafir disini adalah orang-orang yang memerangi Nabi Suci dan pengikutnya
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Nopember 1st, 2007 pada 10:41 pm Dikatakan:
Sehubungan anda mengutip: “semua yang ada dilangit dan bumi tunduk kepada Allah”, tolong jelaskan satu persatu dengan jelas maksud dari:
1. Langit 7 sesuai Al Baqarah (2) ayat 29
2. Langit dekat satu sesuai Fushshilat (41) ayat 12.
3. Bumi terbelah Ar R’ad (13) ayat 31
4. Bumi diganti dengan yang lain sesuai Ibrahim (14) ayat 48.
5. Nafsu manusia membinasakan langit dan bumi sesuai Al Mu’minun (23) ayat 71 (bukan Allah yang membinasakan langit dan bumi)..
6. Langit dan bumi dihubungkan dengan warna kulit dan bahasa sesuai Ruum (30) ayat 22.
7. Langit dan bumi dan “apa-apa yang ada diantara keduannya” sesuai Ruum (30) ayat 8.
8. Langit dan bumi dahulunya adalah satu.sesuai Al Anbiyaa (21) ayat 30.
9. Langit digulung sesuai Al Anbiyaa (21) ayat 104.
10. Bumi digenggam (tanpa langit mungkinkah) sesuai Az Zumar (39) ayat 67 dan lain-lain ayat yang bersangkutan ada didalam kitab suci.
-Langit dan bumi yang ada didalam kitab suci maksud artianya adalah harfiah atau misalan !!!!!
-Sebagai acuan pembantu untuk menjelaskan hubungkanlah atau bandingkanlah dengan Risalah Allah atau Risalah Tuhan sejak Adam sampai kiamat yang senantiasa disampaikan oleh para nabi / rasul, tetapi tidak pernah disampaikan oleh umat manusia penganut agama sejak dahulu sampai hari ini, sesuai Al Maidah (5) ayat 67, Al An Aam (6) ayat 124,125, Al A’raaf (7) ayat 62,68,79,93,144, Al Ahzaab (33) ayat 38,39,40, Al Jinn (72) ayat 23,26,27,28.
-Baca buku panduan: “Bhinneka Catur Sila Tunggal Ika” berikut lampirannya “Skema Tunggal Ilmu Laduni Tempat Acuan Ayat Kitab Suci Tentang Kesatuan Agama (Globalisasi) oleh Soegana Gandakoesoema.
Wasalam, Soegana gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Nopember 2nd, 2007 pada 7:57 pm Dikatakan:
Maaf, pertanyaan atau komentar bapak sudah out of context dari artikel tentang Qadiyan yang disampaikan oleh pemakalah Saiful Bahri dari Litbang Departement Agama.
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Nopember 3rd, 2007 pada 3:33 pm Dikatakan:
Karena tidak dapat menjelaskan alasannya “out of context”, memang itu paling gampang cari untuk ngeles dan melintir!
Mau out of context mau dihapus saya tetap ridho sebagai ridhonya Allah dan manusia sesuai Al Mujaadilah (58) ayat 22.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi., di/pada Nopember 3rd, 2007 pada 4:12 pm Dikatakan:
1. HUDUP AHMADIYAH LAHORE!
2. HIDUP AHMADIYAH QADIAN!
KEDUANYA SEDANG MENUNGGU-NUNGGU KEDATANGAN MUJADDID ABAD-15 YANG DATANG DARI ORANG AHMADIYAH, SEDANG SEKARANG SUDAH TAHUN 1428 HIJRIAH ATAU 2007 MASEHI.
KAMI BERDO’A MUDAH-MUDAHAN MUJADDID ITU DATANGNYA HARI INI DARI AHMADIYAH LAHORE ATAU AHMADIYAH QADIAN UNTUK MENYELESAIKAN KEKACAUAN MANUSIA YANG TELAH MENJADI WABAH PERUSAK LINGKUNGAN YANG DAHSYAT.
SEBENTAR LAGI PANAS GLOBAL AKAN MENCAPAI 50 DERAJAT SELSIUS DAN ES DIKUTUB AKAN LUMER SEMUA..
APAKAH MANUSIA AKAN TAHAN HIDUP DENGAN KONDISI DEMIKIAN?
SUPAYA DIFIKIRKAN OLEH ORANG AHMADIYAH PEMBAWA KEBENARAN ALAMIAH.
SERIBU TAHUN LAGI MANUSIA AKAN BERJUMLAH 20 TRILIUN, SEKARANG 6,5 MILYARD, DAN MEREKA AKAN BEREBUTAN HIDUP TANPA KEADILAN DAN INI PASTI TERJADI ATAS RAMALAN NABI SUCI DIDALAM AL QURAN.
SEBENTAR LAGI AKAN TERJADI KEMUSNAHAN MANUSIA TINGGAL SEDIKIT SESUAI AL QASHASH (28) AYAT 58,59 DAN YESAYA 24:6, DAN AKAN KEMBALI KEZAMAN SEBELUM ZAMAN BATU DAN DALAM 10.000 TAHUN LAGI YANG AKAN DATANG GLOBALISASI LAGI SESUAI RAMALAN NABI SUCI DIDALAM AL ISRO (17) AYAT 104, AL KAHFI (18) AYAT 99, AL QARI’AH (101) AYAT 4 (bola atlas ini tidak musnah tetapi berintergrasi memperbaiki diri lagi setelah dirusak manusia, sebagai sunnatullah sifat alam dan beredar sepanjang masa dengan kehendak kekuasan Allah)
KALAU SUDAH MUSNAH SELESAI SUDAH PERSEPLISIHAN PERSESI AGAMA-AGAMA, MENUNGGU LAGI KALAU MANUSIA SUDAH BANYAK KEMBALI KELAK.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
  1. erwanhamdani, di/pada Nopember 4th, 2007 pada 1:43 pm Dikatakan:
Maaf Bapak Soegana yang saya hormati selain memang tidak nyambung antara makalah dengan tanggapan/komentar, bapak membikin-bikin sendiri istilah dan pemahaman yang bapak karang dengan mengutak-ngatik manthuk ayat-ayat quran suci berdasarkan hawa nafsu bapak sendiri (bukan berdasarkan penjelasan Qs itu sendiri dan Hadits), tentulah dalam hal ini bapak lebih tahu ketimbang saya
  1. SUNAN KUNING PENEBAR PESONA, di/pada Desember 12th, 2007 pada 4:00 pm Dikatakan:
PANTUN GELOMBANG CINTA
( JERIT HATI DAN HARAPAN RAKYAT JELATA )
Oleh : Maulana Mahbub Al - Majnun
NUSANTARA NEGERI YANG KAYA
TEMPAT KORUPTOR BERPESTA PORA
HUKUM HANYA MILIK YANG KAYA
KESEWENANG - WENANGAN MERAJALELA
SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA
LIHAT ORANG SUSAH MALAH TERTAWA
BENCANA JADI OBYEK WISATA
PENGGAL SAJA BIANG KEROKNYA
DUNIA DISEMBAH LAYAKNYA TUHAN
AGAMA JADI BAHAN CEMOOHAN
TAK DIRASA SEMUA PERINGATAN
NUSANTARA NEGERI KUTUKAN
BEBAN HIDUP SEMAKIN BERAT
ORANG BAIK BERUBAH JAHAT
TOBAT NASIONAL SUDAH TERLAMBAT
NUSANTARA MENUJU KIAMAT
KAMI WONG CILIK INGIN MENGADU
KEPADA SIAPA KAMI TAK TAHU
BERULANG KALI NYOBLOS PEMILU
TAPI KAMI SELALU TERTIPU
NASIB KAMI TAK PERNAH MENENTU
SAMPAI KAPAN KAMI TAK TAHU
BERHARAP - BERDOA SEPANJANG WAKTU
KAPAN LAKU GELOMBANG CINTAKU ?
KAMI WONG MLARAT PALING NGGAK KUAT
BILA MELIHAT TINGKAH POLAH PEJABAT
SEMUCI – SUCI DAN SEOLAH NINGRAT
PADAHAL DIBELAKANG, . . . . BEJAT
KAMI WONG CILIK CUMA INGIN TAHU
INI MEMANG BENAR ATAU CUMAN ISU ?
AKAN MUNCUL SEORANG RATU
YANG MEMIMPIN ATAS PERINTAH WAHYU
KEYAKINAN TAK BUTUH PEMBUKTIAN
MANUSIA BEBAS TENTUKAN PILIHAN
DIPUNCAK ZAMAN KEHANCURAN
ADAKAH JENDRAL BERHATI INTAN ?
AKU MEMANGGILMU KSATRIA NUSANTARA
KARENA DHARMAMU PADA KEBENARAN
WALAU NASIBMU TERLUNTA – LUNTA
SEMOGA ENGKAU BEROLEH PANGAYOMAN
AKU MEMANGGILMU PANDITA NUSANTARA
KARENA LAKUMU - LAKU YANG SUCI
WALAU DIHEMPAS BADAI DERITA
SEMOGA HIDUPMU SELALU DIBERKATI
MANUSIA PICIK GAMPANG BERMUSUHAN
LANTARAN NAIF MEMAKNAI FIRMAN
BILA TAK TURUN WAHYU KEPEMIMPINAN
PENAFSIRAN EGO MENJADI TUHAN
UMAT MENCARI – CARI DISAAT SEKARAT
SOSOK MANUSIA YANG MENERIMA WAHYU
MELURUSKAN KEMBALI AJARAN NABI MUHAMMAD
BUKAN WAHYU AGAMA BARU
NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
TERBITNYA FAJAR - SANG MENTARI HARAPAN
LANGKAH AVATAR SANGAT HATI – HATI
GELAP MALAM PENUH JEBAKAN
SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
JUGA ILMU PENERAWANGAN TERTINGGI
KELUAR MASUK PURA MANGKUNEGARAN
ALLHAMDULILLAH ORA KONANGAN
KELUAR MASUK RUMAH PEJABAT
TETAP SAJA TIDAK TERLIHAT
SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
JUGA PENERAWANGAN GAIB TERTINGGI
KECUALI OLEH MEREKA YANG DIKEHENDAKI
DIANTARA HAMBA – HAMBA SEJATI
YANG RELA MEMPERSEMBAHKAN DIRI
DEMI TEGAK HUKUM - KEADILAN ILAHI
NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
SEDERHANA, TAK BANYAK KONSEP TEORI
CUKUP MENGAMBIL YANG TULUS SUCI
RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
HANYA JALANKAN AMANAH ILLAHI
RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
CUKUP MENCETAK KADER MUMPUNI
LALU MENGHILANG BAK DITELAN BUMI
KITA SAMPAI DIBATAS WAKTU
KEBENARAN SEJATI MENUNTUN LAKU
LETAKKAN SEMENTARA PEMAHAMANMU
KITA DENGARKAN PENUTURAN WAHYU
BAGI YANG SUNGGUH MEMBUKA HATI
DENGAN POLOS TANPA PRASANGKA
SATRIO - PINANDITA SIAP MENEMANI
SAMPAIKAN KEBENARAN APA ADANYA
TABIR MASA MEMBUNGKUS RAHASIA
KAYAKAN CERITA AKAN NUANSA
BERDETAK JANTUNG KARENA ASA
MENGUJI NYALI JIWA PERKASA
WAHAI APARAT - PENEGAK HUKUM NEGARA
WAHAI ULAMA – PANDITA NUSANTARA
WAHAI PUTRA – PUTRA TERBAIK BANGSA
APAKAH AKAL DAN NURANIMU BUTA !!
Semarang,15 November 2007
Ditemani Gudang Garam Surya
Gudang air mata,Garam kehidupan, Surya pencerahan
Bravo IMAM MAHDI, para kekasih tak sabar menanti
Hidayah datang tak pandang bulu
Merasuk kedasar keyakinan,sepenuhnya atas kuasaNYA
salam bagi semua “orang gila” Semoga kita segera bersua.
Puisi ini adalah puisi orisinil penulis, yang diilhami dari mimpi 7 kali berjumpa IMAM MAHDI alias RATU ADIL alias SATRIO PININGIT alias AVATAR alias SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU alias
“MALIKUL MUQSITH”
Allah Subhaanahu Wataaala memberi GELAR KHUSUS sosok orang yang menerima wahyu diakhir zaman ini dengan gelar dan panggilan “MALIKUL MUQSITH”
MALIKUL – MUQSITH bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti RAJA ( PENEGAK ) KEADILAN alias RATU ADIL.
Dia menerima wahyu untuk meluruskan kembali ajaran Nabi Muhammad yang sudah banyak di selewengkan, ditambah – dikurangi serta di putar balikkan. Wahyu yang diterima bukanlah wahyu KENABIAN sehingga jelas tidak membawa AGAMA BARU, dan orang yang menerima wahyu ini sangat tidak pantas dan SALAH BESAR jika di sebut NABI BARU.
IMAM MAHDI adalah sebutan atau istilah yang lain untuk sosok yang dipanggil ALLAH dengan MALIKUL MUQSITH ini, ia NYATA dan memang benar – benar ADA. IMAM MAHDI berarti pemimpin pemberi petunjuk . RATU ADIL juga menerima wahyu kepemimpinan dalam arti RATU ADIL adalah orang yang memang dipilih ALLAH dan DIPERINTAH untuk memimpin dan membenahi negeri ini (NUSANTARA). Dalam konteks Indonesia yang sempit, beliau menjadi RATU ADIL dan dalam kapasitas yang lain dalam konteks dunia yang lebih luas beliau menjadi IMAM MAHDI.
Di zaman kelak Ratu Adil memimpin, kebenaran dan HUKUM ILAHI akan benar – benar ditegakkan. Meskipun beliau seorang muslim yang taat menjalankan syariat, tapi beliau memiliki toleransi dan apresiasi yang tinggi dengan semua pemeluk agama dan semua aliran kepercayaan. Beliau mengayomi semua golongan dengan keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Beliau didampingi oleh ruh - ruh para Nabi dari semua AGAMA BESAR di dunia, baik Isa, Muhammad, Musa, Daud, Adam, Sri krisna, & Sidharta Gautama. Selain itu turut mendampingi beliau ruh leluhur Pulau jawa yaitu Sunan Lawu alias Brawijaya Pamungkas, Eyang Sabdo Palon dan Naya Genggong. Selain itu turut mengawal beliau ruh-ruh seluruh raja NUSANTARA yang bertaqwa .Juga banyak ratusan ruh wali-wali dari semua agama di sepanjang sejarah umat manusia . Allah tidak tanggung – tanggung dalam menurunkan seluruh KEKUATANNYA untuk mewujudkan tata kehidupan dunia yang lebih spirituaL dan lebih manusiawi. Kekuatan Allah itu dititipkan sebagai fasilitas perjuangan kepada IMAM MAHDI – RATU ADIL dan PASUKANNYA. Alangkah berbahagia jika anda yang membaca tulisan ini bisa ambil bagian menjadi pasukan MALIKUL MUQSITH ini.
Penulis sebelumnya adalah orang yang skeptis akan RATU ADIL yang menurut penulis itu Cuma MITOS. Tetapi petunjuk mimpi yang beruntun sebanyak 7 kali dalam kurun waktu th. 2005 – 2007, telah merubah pandangan dan keyakinan penulis secara drastis dan radikal - karena disetiap mimpi, gambarannya begitu jelas dan gamblang. Serta “ndilalah” semua informasi dari ketujuh petunjuk mimpi bisa terekam rinci dalam ingatan penulis. Selain berisi banyak informasi, petunjuk mimpi itu juga memberi beberapa terapi atau METODE PEMBERSIHAN JIWA TERBAIK MENURUT VERSI ALLAH SWT, sehingga berpengaruh dahsyat bagi lahir batin penulis.
Tulisan ini adalah media bagi penulis untuk berbagi pengalaman dan mempromosikan keyakinan yang nyata. Dan semoga berguna sebagai sarana untuk menjembatani pemahaman masyarakat terhadap keberadaan Beliau yang sebenarnya memang nyata adanya. Penulis prihatin dengan banyaknya orang yang mengaku – aku menerima wahyu tanpa bisa memberi bukti kongkrit yang meyakinkan bahwa mereka (yang ngaku-ngaku itu) benar – benar menerima wahyu. Sebagai panduan agar masyarakat tidak dibodohi maka penulis ingin menginformasikan bahwa orang yang menerima wahyu :
1. Kenal akrab dengan Malaikat Jibril sebagai Malaikat Penyampai Wahyu. Dan tahu secara rinci tentang Jibril- termasuk bunyi redaksi tasbih malaikat jibril kepada Allah.Begitu pula bacaan tasbih dari Malaikat – Malaikat yang lain, Imam Mahdi yang sanggup berkomunikasi dengan mereka pasti tahu bacaannya semua.
2. Jika benar seseorang menerima wahyu, dia pasti juga mengalami pembersihan jiwa langsung dari Allah sebagaimana Nabi Muhammad mengalaminya. Mengapa ? karena untuk menerima wahyu suci, jiwa seorang penerima wahyu HARUS disucikan dulu oleh Dzat yang Maha Suci untuk sanggup menerima wahyu yang suci.
3. Sebagai sesama penerima wahyu, seorang IMAM MAHDI atau apapun istilah dan namanya pasti sangat mengenal SELUK BELUK nabi - nabi sebelumnya yang juga menerima wahyu. Meskipun dalam konteks IMAM MAHDI wahyu yang turun bukanlah wahyu kenabian, tetapi pasti seorang IMAM MAHDI mengenal dengan rinci rahasia yang dimiliki Nabi Muhammad, begitu juga nabi – nabi sebelumnya. Sebagai cara untuk mengetes misalnya :
a. Seorang IMAM MAHDI pasti tahu dan bisa menunjukkan bacaan tasbih Nabi Daud kepada Allah.
b. Imam Mahdi pasti tahu hadist – hadist Nabi Muhammad yang di palsukan atau yang TAK PERNAH SAMPAI kepada kita karena sebab – sebab tertentu padahal dulu hadist itu benar – benar ada.
c. Imam Mahdi pasti tahu kapan dan pada usia berapa Nabi Isa wafat, dan tahu bunyi doa yang dipanjatkan Nabi Isa saat diizinkan Allah menghidupkan orang yang sudah mati.
4. Bila benar seorang RATU ADIL sejati yang menerima WAHYU KEPEMIMPINAN, dia pasti :
a. Mengerti kunci untuk membuka harta karun NUSANTARA dan seluruh kekayaan alam yang berguna untuk membangun kemakmuran rakyat.
b. Sanggup meluruskan sejarah perjalanan bangsa yang diputarbalikkan.
c. Mengerti cara yang paling tepat dalam memimpin dan mengatur INDONESIA.
Minimal pertanyaan - pertanyaan diatas jika bisa di jawab oleh siapa saja yang mengaku - aku dan ia bisa menunjukkan dengan meyakinkan, maka BER BAI’AT LAH karena seorang IMAM MAHDI yang sejati pasti bisa menjawab semua pertanyaan yang sangat mendasar dan eksistensial itu.
Baiklah, kami kira masih banyak petunjuk mimpi yang tidak semuanya bisa saya ungkapkan-kecuali jika anda meyakini karena didorong oleh rasa pencarian sejati layaknya seorang pencari kebenaran ALLAH yang hakiki.
Cukup sekian semoga tulisan ini bisa berguna……amin.
Sekian..
Tertanda,
01’12’2007
Sunan Kuning Penebar Pesona
Indonesia
Keyakinan lebih berharga dari kajian seribu kitab
Wacana diatas bertujuan untuk menjembatani pemikiran rakyat agar tidak dibodohi, Terima kasih atas kesediaannya untuk menyebar luaskan informasi diatas.
salam

0 komentar:

Posting Komentar

Linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive